Jumat, 28 November 2014

Perkembangan Pandangan "Kiri" Kini


Di wilayah Indonesia pandangan materialisme, Marxisme, Leninisme dan pandang-pandangan lain yang terkait dengan sebutan pandangan-pandangan kiri masih dianggap tabu dan terlarang untuk di blow up ke permukaan, terlarang untuk dibahas-didiskusikan, yang paling penting terlarang untuk disebarluaskan. Bukan karena apa, larangan itu memang ada dan tertuang dalam TAP MPRS No.26 tahun 1966 ketika puncak terjadinya resistensi terhadap PKI dan Marhaneisme, ideologi sosialis yang di-Indonesia-kan.
Sampai sekarang pun  masyarakat kebanyakan memandang pandangan-pandangan kiri sebagai musuh atau minimal sebagai suatu hal yang jelek, ada satu kalimat menarik dalam bahasa jawa yang digunakan sampai saat ini, kalau anda-anda sekalian pembaca mempunyai anak-anak yang nuakal, bengal dan sulit diatur maka anda akan mengistilahkan anak anda sebagai “arek senengane ngiwo ae (anak kok sukanya ke kiri saja)”, apakah maksudya? Maksudnya adalah anak yang sulit diatur, istilah jowo nya “angel kandan-kandanan e” (sulit diberi tahu/bengal). Dari kalimat itu kan aneh, kenapa kok bukan arah kanan bila anak sulit diatur dan dianggap salah, dan lagi  jika anak-anaknya menurut kata-kata orang tua dan berada pada “jalan yang benar”  adalah jalan yang lurus (straight way) istilahnya lurus-lurus saja. Dari kalimat diatas juga dapat “dipastikan” bahwa arah kanan jauh lebih baik dari arah kiri, namun yang terbaik adalah jalan yang lurus, padahal belok kanan-kiri sama-sama belok juga kan tidak mengikuti jalan lurus, hehehe.
Oke logika kalimat diatas hanya sebagai prolog saja, come back to the story, setelah tumbangnya orde baru dan masuknya orde reformasi tulisan-tulisan bahkan buku-buku yang terkait dengan pandangan kaum kiri ini mulai banyak bermunculan, hal yang sangat tidak mungkin bila terjadi pada jaman orde baru karena percetakan selalu diawasi dan sebelum terbit buku-buku harus mendapatkan ijin. Lalu bagaimana perkembangan pandangan-pandangan kiri itu sekarang? Ah saya mau cerita lagi, kemarin dulu saya pernah menemukan sebuah buku yang bagus,judulnya “Dialektika Marxisme” penerbit tidak tahu tapi kover buku berwarna hijau dengan gambar Mbah Marx (Karl Marx) besar tampil sebagai kovernya. Jumlahnya lima biji, ada keinginan untuk membelinya namun karena tidak membawa uang lebih apalagi kartu debit juga tidak punya akhirnya saya berfikir kapan-kapan saja saya akan membelinya. Seminggu kemudian ketika saya kembali ke toko buku itu ternyata buku hijau sejumlah lima biji di rak bagian filsafat itupun lenyap, tanya ke database komputer ternyata memang kosong, sold out! Padahal baru sekitar seminggu  saya tinggal, waduh akhirnya beli deh komik “agen polisi 212” salah satu komik yang menjadi favorit saya.
Dari cerita diatas dapat ditemukan betapa cepat habisnya buku padangan kaum kiri itu, contohnya buku “dialektika Marxisme” itu, saya pernah melihat bagian belakang buku itu sebelum mengembalikannya di rak, baca-baca ringkasan isi bukunya, sepertinya sih memang buku “canon” (ambil istilah buku-buku Sherlock Holmes) atau buku-buku karya pengarang aslinya (dalam hal ini Marx atau Engels) sendiri  dan bukan buku-buku “tambahan” sesudahnya. Menarik bukan, berarti meskipun pandangan kiri dianggap masih terlarang di wilayah Indonesia yang bisa dilihat dari belum dicabutnya TAP MPRS pada jaman orde baru sampai sekarang, namun bukan berarti padangan kiri itu sudah mati “beneran” di nusantara ini, sepertinya orang-orang berpandangan kiri hanya mati suri saja dan menunggu waktu untuk tampil dan blow up di permukaan. Inilah yang menjadi ketakutan di era orde baru sampai-sampai ada jargon “waspada bahaya laten Komunis”, istilah laten adalah sebuah pemikiran tak tampak diluar tetapi beneran ada didalam, seperti api dalam sekam dan seperti hantu. A haunted ghost.
Lama kemudian, jargon seperti ini semakin lenyap, Indonesia sedang menghadapi hantu baru yang lebih nyata dan lebih merusak selain Komunisme, hantu  korupsi sepaket dengan koruptor-nya ditambah dengan produk hukum yang masih “menyayangi” tindak pidana ini, sehingga muncul jargon baru dari KPK yang lebih menohok “waspada bahaya laten korupsi”. Ketika dahulu yang harus waspada penyelenggara negara kepada rakyatnya agar tidak tahu-menahu pandangan-pandangan kiri, kini malah terbalik penyelenggara negara yang diawasi oleh rakyatnya untuk menghindari  laten korupsi. That’s a better world isn’t?

Sebenarnya saya juga tertarik dengan pemikiran Marxisme ini, pemikiran yang mengedepankan logika dan hal-hal material, karena logika tidak dapat berjalan kalau hal-hal yang di-logika-kan tidak material alias berbentuk gaib dan mengambang diawang-awang, jadinya kalaulah Marxisme memang beneran sedang berkembang meskipun tak nampak saya sih setuju-setuju saja, namun efek sejarah perkembangan Marxisme perlu diwaspadai juga. Revolusi Marxisme tidak pernah menuju kedalam Revolusi damai  (istilah Mahatma Gandhi) melainkan revolusi yang cenderung berdarah  dan “menghabisi” musuh-musuh Marxisme itu sendiri. Itulah yang harusnya dikendalikan bahkan mungkin harus dihindari. Dan juga yang perlu dihindari dalam keadaan “damai” seperti keadaan saat ini adalah istilah komunis sebagai senjata politik untuk menjatuhkan lawannya, entah memang lawannya itu komunis “betulan”, influenced by Marxism and communism, atau malah jadi kambing hitam saja.

Rabu, 26 November 2014

Pemuda dan Isme-Isme dalam Perspektif Politik Masa Depan




Mengapa harus pemuda? dan mengapa harus isme-isme? Pemuda adalah golongan yang bersifat revolusioner, atraktif, namun cenderung mudah berubah dan mudah goyah. Sedangkan isme-isme terkait dengan pola-pikir, gagasan yang akhirnya bermuara pada sebuah ideologi. Aspek utama dari artikel ini adalah dari pemuda itu sendiri, Saya sendiri sebagai orang muda tidak terlalu mengharapakan sebuah perubahan besar dengan waktu relatif singkat dapat terjadi apabila pemimpin-pemimpin yang mengambil keputusan strategis berasal dari golongan-golongan tua. Begitupun juga dalam segi penyegaran politik, yang perlu dilakukan adalah penyegaran generasi (regenerasi) kepemimpinan dan orang-orang didalamnya sehingga akan membuka peluang dan celah untuk ide-ide baru yang lebih segar.

KISMI: ketemu hantu cemorokandang


Oke setelah sekian lama blog saya kosong melompong akhirnya diisi kembali dengan tulisan lagi, kenapa kosong? Karena saya sibuk coy, hwkwkwk sok sibuk ikut-ikut dan jalan-jalan geje kesana-kemari jadinya kecapekan sendiri. Oke kali ini ada tag-tag an baru yang tema nya terkait dengan alam seberang atau alam gaib dan nyerempet-nyerempet alam gaib. Tag-tag annya saya kasih nama  “KISMI” (right word is “kiss me” but pronounces as “kis mi”) :* akronim dari “KISah MIsteri” aja deh