Oei Hui Lan
Artikel KISMI yang terbit setiap hari Kamis malam jumat ^^ let's begin.....
Di kampung saya dahulu ada pohon
tua yang dikeramatkan. Menurut mbah saya, pohon itu (mungkin jenisnya pohon
kamboja/sembujo) adalah tempat bersemayam dayangan (makhluk halus penjaga)
kampung sehingga pada jaman dahulu dibawah pohon sering diberi sesajen ketika
ada acara-acara besar, menurut mbah saya juga dayangan nya berbentuk seorang
pria yang menaiki kuda. Pada jaman itu (60-70an) di suasana kampung yang gelap
pada malam-malam tertentu sering terdengar suara kaki dan ringkikan kuda di sekitar jalan-jalan kampung dan berakhir di pohon kamboja.
Lama waktu berlalu masuk era
80-90 an intensitas pemberian sesajen ke pohon itu semakin berkurang dan
akhirnya pada tahun 90an sampai sekarang pohon itu tidak lagi dikeramatkan, yah
sama seperti pohon biasa saja namun aura mistisnya masih juga terasa.
Pada suatu ketika sehabis magrib,
saya (umur 5 tahunan) dan ibu saya baru pulang dari belanja di toko kelontong kampung.
Lewat jalan di tempat yang ada pohon tua itu, ibu bertemu dengan temannya dan
berbincang-bincang lama, ngobrol ngalor-ngidul pokoknya sedangkan saya yang
masih kecil terpaksa menunggu ibu-ibu ngobrol disamping ibu sambil berdiri.
Pandangan saya kesana kemari,
lihat kanan-kiri agak bosan juga ternyata jadi anak kecil yah, hehehe. Ketika
saya lihat ke arah pohon kamboja itu ternyata pohonnya sudah berubah, seingat
saya bentuknya bukan lagi seperti pohon tetapi menjadi tubuh ular yang sangat
amat besar. Pohon itu memang bentuknya berbeda dengan pohon-pohon umumnya yang
menjulang keatas, pohon kamboja keramat itu ada beberapa batangnya yang masuk
kembali ke dalam tanah dengan batangnya berwarna keputih-putihan, tetapi waktu
itu memang bukan lagi berbentuk pohon
melainkan berubah bentuk menjadi tubuh ular lengkap dengan
lurik-luriknya, seingat saya luriknya berwarna coklat dengan bercak-bercak
hitam mirip dengan ular piton. Dengan keadaan yang gelap sehabis magrib tubuh
ular itu tampak aneh dan mengkilap.
Dan yang lebih membuat merinding adalah diantara pohon yang kini menjadi tubuh ular piton itu tampak duduk-duduk
wanita berbaju putih dengan rambut hitam terjuntai panjang, ada yang
membelakangi saya dan ada juga yang memandang saya. Semua wanita itu
duduk-duduk di tubuh ular dengan kaki terjuntai kebawah, jumlahnya mencapai
puluhan wanita, banyak sekali dan memenuhi setiap bagian tubuh ular itu.
Gambaran wanita dan gaun yang dipakai persis seperti foto Oei Hui Lan tetapi
wajahnya tidak secantik (alm) Oei Hui Lan atau Madame Wellington Koo ini,
wajahnya dingin, putih, pucat, dan seingat saya semua juga bertelanjang kaki.
Bayangkan di keadaan yang gelap seperti itu tentunya pemandangan yang sangat
aneh melihat tubuh ular besar yang dipenuhi dengan perempuan-perempuan bergaun
putih duduk-duduk diatasnya.
gambar: mymystery.com
Saya takut dan mulai bersembunyi
di belakang ibu, “bu ayo pulang, takut itu” ujar saya sambil menunjuk ke salah
satu wanita yang duduk-duduk. Seperti paham, ibu dan temannya itupun bergegas
mengakhiri pembicaraannya dan pulang ke rumah masing-masing.
Sesampainya di rumah, saya cerita
ke Ibu apa yang saya lihat, ibu agak tertegun dan menurutnya Ia tidak melihat
apa-apa, ya entahlah apa ibu bohong agar saya tidak takut, namun setelah
sekarang besar dan saya pikir-pikir mungkin memang anak kecil yang lebih bisa
melihat hal-hal gaib semacam itu daripada orang-orang tua sebab jiwanya masih
murni karena itulah ibu saya tidak melihat apa-apa sedangkan saya yang masih
kecil melihat hal yang menyeramkan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar