Selasa, 02 September 2014

Seneng lihat iklan Djarum 76 jin...... Pingin Eksis



Meskipun saya bukanlah perokok tapi melihat video iklan Djarum 76 terbaru ini buat Saya senang juga. Hanya ada dua kata untuk video ini. Cerdas dan kreatif. Mungkin benar yang dirasakan oleh pengusaha-pengusaha rokok di Republik Indonesia bahwa peraturan-peraturan tentang rokok terhadap industri penyumbang pajak yang besar tersebut semakin kesini semakin menyulitkan mereka. Dimulai dengan melarang memberi rokok kepada anak-anak kurang dari umur 18 (ini Saya sangat setuju) entah itu dia beli atas kemauan sendiri atau mungkin disuruh orang tuanya. Hehehe. Lalu Iklan yang ada di media massa dilarang menggunakan gambar yang ada rokoknya yang berarti iklan rokok tanpa adanya rokok yang ditampilkan, jual produk tanpa menampilkan produknya :p , cukup aneh tapi setuju juga deh. Terus ada peraturan nasional dan perda yang melarang merokok di tempat publik, perokok harus merokok di smoking area (Ini juga sangat setuju). Terus ada lagi peraturan terbaru saat ini yang menempelkan gambar seram serta peringatan merokok yang “memakan” 25% bidang bungkus rokok (ini juga Saya setuju) biar perokok mikir-mikir akibat rokok bagi dirinya dan lingkungannya. Berarti setuju semua dong? Memang iyaa. Horeeeee!!.



Karena peraturan-peraturan yang “aneh-aneh” tersebut pada industri ini mengakibatkan setiap produsen rokok mulai berfikir kreatif terhadap peluang bisnisnya. Salah satunya iklan yang saya sukai ini yang menceritakan bagaimana asal mula gambar orang yang sedang eksis di setiap bungkus rokok di Republik Indonesia ini.


Tersebutlah seorang pemuda setengah tua dengan wajah kucel sedang berjalan-jalan, di sebuah toko buah, dia menemukan dan menggosok lampu ajaib si jin. Jin keluar dan memberikan satu permintaan kepada orang tersebut. Si orang pingin terkenal dan fotonya eksis di seluruh Indonesia. Simsalabim si Jin pun mengabulkan. Bagaimana lucunya? Lihat sendiri deh tautan videonya dibawah ini. hohoho, selamat menonton ya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar