Hari minggu terakhir bulan Agustus pasti ada sesuatu yang
seru. Apa yah? Tentu saja main-main ke dusun si Eneng Fita lihat-lihat
keramaian karnaval dan lomba-lomba. Di dusun macam kampung si eneng ini setiap
hari minggu terakhir di bulan Agustus memang sedang diselenggarakan puncak
perayaan sekaligus penutup lomba-lomba yang digelar selama
bulan Agustus. Biasanya ada acara karnaval, ada lagi bantengan, lalu ada lagi
lomba paling seru macam perang bantal (bantal
battle hwkwkwk) dan panjat pinang (pinang
climb hwkwkwkwk) (ojok percoyo bahasa inggris e yoo).
SOP atau Standar operasional Prosedurnya adalah; taruh motor
di rumah si Eneng, minta ijin dan pamit pada Abi Mulyadi, jalan kaki deh ke
pinggir jalan yang cuma 200 meteran dari rumahnya si Eneng. Kenapa kok jalan
kaki? Karena banyaknya orang mau lihat karnaval dan keramaian kadang-kadang
sampai jalan pun agak sulit, orang-orang
yang bawa motor pun harus bingung motornya mau diparkir dimana. Wong tumplek
blek ee. Jadinya mau tidak mau harus ditunggui motornya dengan cara dinaiki
terus. Kalau Saya sendiri sih emoh kayak gitu, kan niatnya mau lihat karnaval
dan lomba-lomba, dengan santaiii tentunya.
Oke jalan deh setelah melewati ijo royo-royo selama kurang
lebih 15 menit sampai deh di tepi jalan. Analogi yang paling tepat bagi kampung
si Eneng ini menurut Saya adalah sama dengan lirik lagu “Rayuan Pulau
kelapa”nya ismail Marzuki, jadi pingin nyanyi deh kalau lewat jalan ini:
“Tanah Airku Indonesia
Negeri Elok Amat Ku Cinta
Tanah Tumpah Darahku Yang Mulia
Yang Ku Puja Sepanjang Masa”
“Tanah Airku Aman dan Makmur
Pulau Kelapa Yang Amat Subur
Pulau Melati Pujaan Bangsa
Sejak Dulu Kala “
Oke tunggu karnaval di tepi jalan, panass. Untungnya Saya
gak pakai topi, hadeeee :9. Si eneng sih gak bakal panas wong kudungan. Panas
enggak tapi mungkin kegerahan, soalnya dia diem aja sih jadinya gak tahu
kondisinya. Agak lama menunggu, dari jauh datang arak-arakan pertama karnaval
ini. Diingatkan dahulu ya. Karena ini karnaval satu desa maka yang ikut buanyak
bener. Satu desa itu terdiri dari beberapa RW dan belasan RT yang tediri dari
belasan organisasi pemuda, belasan organisasi pendidikan (PAUD, TK, SD), dan belasan
organisasi ibu-ibu (kumpulan ibu-ibu produktif, tapi bukan arisan loo yaa :D),
kalau setiap organisasi atau minimal RT itu disuruh mengirimkan wakilnya
tentunya jumlahnya besar sekali kan.
Oke iring-iringan pertama datang, ibu-ibu produktif (yang
tadi Saya ceritakan diatas) sedang asyik-asyiknya senam dengan pakaian seragam.
Lagunya? pakai “morena”nya Syahrini dengan versi dangdut koplo. Ckckck :D. lalu
ada lagi iring-iringan sepeda hias anak-anak PAUD dan SD. Senang sekali melihat
anak-anak kecil itu berbaris dengan sepeda hias, sepedanya dihiasai dengan kertas
warna-warni tetapi yang paling dominan tetap koalisi warna merah-putih
dong. Arak-arakan semakin ramai, orang-orang berdatangan semakin sumpek. Ada
arak-arakan bayi ajaib. Orang-orang tua memakai pakaian bayi dan popok, hadeee
sopo pisan sing gelem dadi ngnu iku.Hahaha. Lalu yang selalu ada dalam karnaval
made in Indonesia yakni banci-bancian dan pocong galau. Pastinya dua hal aneh
(banci-bancian dan pocong galau) ini selalu ada setiap karnaval kampungnya si
Eneng (cemorokandang) ataupun karnaval di kampung Saya Singosari.
Tak lama ada mbak-mbak pakai pakaian putih perawat. Wiii
mbak-mbak perawat beneran atau bohongan nih? Ternyata mbak-mbak perawat beneran
dari puskesmas. Ada lagi yang menarik perhatian, tank yang terbuat dari gerobak
yang bisa didorang, tanknya bisa men “dentum” beneran loo pakai mercon bumbung
atau meriam bambu. Suaranya keras sekaleee, si Eneng agak-agak takut jadinya,
sebetulnya saya juga sih tapi jaga imej dong masak cowok kalah dengan suara
meriam bambu. Oke alhamdulilah akhirnya si tank gerobak berlalu juga, padahal
hati ini sudah dag-dig-dug ketakutan aseeekkk. Lalu ada juga yang membawa jip
dengan bendera Indonesia dan Palestina. Wahaa ternyata mau meniru
pahlawan-pahlawan di Palestina, bagus-bagus. Demi menghayati perannya sampai-sampai
ada cewek-cewek berkerudung yang nggandol
mobil jip itu selama pawai. Mugo-mugo gak
kemeng tangan e samean mbak :D.
Kalau teman-teman pernah membaca buku “Laskar Pelangi”nya
Andrea Hirata tentu sangat familiar dengan gambaran dan tarian-tarian gaib dari
negeri antah berantah yang diciptakan oleh Mahar ini. Seluruh tubuh dikasih cat
dan dihiasi dengan daun-daunan. Tarian dengan gerakan loncat-loncat dan
teriakan awuuuuu...!! awuuu!!! Awuuuuu!! Ini bisa menghibur para penonton.
Apresiasi yang sangat besar Saya berikan pada pemain tarian ini, mereka tetap
mau eksis dalami kondisi jalan yang panas dengan tubuh seperti itu demi
menghibur para penonton yang memang membludak. Benar-benar okee.
Berdiri terus
selama beberapa jam membuat perut melilit juga, liat di samping kiri si Eneng
diem saja sambil tetap lihat karnaval, no
comment blas cuman senyum-senyum saja kalau ada hal-hal lucu di pawai.
Laparkah dikau? Terpaksa diajak beli bakso (soalnya cuman ada bakso),
beringsut-ingsut melewati kerumunan buat beli bakso. Pesen 2 porsi ditambah
dengan jeruk anget kesukaan Saya. Selesai makan tepok jidat ternyata harga
baksonya cuman 5000 rupiah seporsi dan jeruknya 2000 rupiah, wahaa benar-benar
murah kan. Bakso 5000 rupiah seporsi bener-bener bikin no comment lah, padahal biasanya minimal 7000 rupiah seporsi. Isinya
dapet pentol medium satu, pentol kecil satu, mi kuning + bihun, tahu goreng +
rebus, somay + gorengan somay. Uang sepertinya mengalami deflasi di wilayah ini
jadinya bisa jajan dan main-main sepuasnya. Dipikir-pikir kenapa murah sekali yah, jadi
aneh. Mungkin ini yang dinamakan bung Karno dengan berdikari, jualan bakso
dagingnya dari sapi sendiri, kuahnya dari tulang sapinya sendiri, yang beli
cuman bahan-bahan mie dan tahu.hihihihi. Jadinya harga jualnya murah sekalee.
Setelah beristirahat sejenak, kembali lagi ke tempat
karnaval. Tetap saja ramai dan membludak. Dari jauh terdengar suara-suara keras
lagi. Tank gerobak lagi kah yang menjadi something
haunted Saya dan si eneng dalam parade ini? Ternyata bukan. Benda aneh
mirip lele raksasa bertuliskan F-58 melintas dengan suara kencang. Ternyata eh
ternyata itu motor “korekan” yang dihias agar mirip jet tempur. Sebenarnya
sukses sih, suara motornya saja sudah mengalahkan jet tempur dan lagi kode tipe
F-58 berarti pesawat ini sudah sangat advanced,
wong di pabriknya saja kalau tidak salah pol-polan kodenya hanya sampai F-19
hwkwkwk.
Tidak sampai selesai karnavalnya si eneng ngajakin pulang.
Yaudah pulang saja yuk, sudah capek ternyata lebih dari 4 jam Saya dan dia berdiri
menyaksikan karnaval itu. Akhirnya jalan lagi, sambil lihat-lihat hijaunya
sawah dan pohon kelapa yang langsing meliuk-liuk mengikuti hembusan angin
ladang. Kapan-kapan kalau ladangmu panenan kelapa bagi-bagi yo neng :D. Tetapi,
kelapa sepertinya bukan komoditas unggulan di kampung ini, padahal Saya sendiri
senang sekali dengan buah bulat ini. Kelapa sangat jarang dipanen, kalau sudah
tua yah dibiarkan jatuh saja, nanti bertunas sendiri lalu jadi pohon lagi. Kalau
pingin bawa pulang atau butuh buat dimasak tinggal naik sendiri (tapi Saya
takut) paling satu-dua butir sudah buanyak sekali buat masak sehari-hari. Kelapa mulai dibutuhkan ketika
mau membuat jenang untuk acara
sunatan atau pernikahan, dan kampung si
eneng saya ini sangat terkenal kalau disuruh memasak jenang, karena kelapanya milik sendiri bisa sampai puluhan bahkan
ratusan butir yang diselep untuk
membuat santannya jenang. Rasanya?
Ehemm gurih, manis, dan empuk. Tapi kasihan juga lihat ibu-ibu kalau mau
membuat jenang ini, bisa seharian
mereka memeras kelapa yang sudah diselep itu agar menjadi santan. Tapi
kebanyakan ibu-ibu itu tenang-tenang saja, mungkin memeras kelapa itu
dianalogikan dengan memeras dan nguyel-nguyel kepala suami atau anaknya yang
nakal. Hehehe.
Akhirnya sampai di rumah si eneng jam 5 sore, setelah disuruh mampir dan duduk sebentar langsung
pamit pulang meneruskan perjalanan ke rumah Saya di Karanglo dengan motor bebek
kesayangan si Vega. Sore ini begitu indah. Aseeeekkk. Jadi pingin nyanyi lagi.
Sekarang lagunya Om Elvis (Elvis presley) saja deh judulnya “falling in love with you”
I think this song as a
greatest love song after all. Kali ini ada videonya falling in love with
you versi Om Bocelli (Andrea Bocelli) dari youtube.
Sumber: metrolyric.com diterjemahkan Saya sendiri sak ceto-ceto e.........
Wise men say only fools rush in - Pria bijaksana bilang hanya orang bodoh yang tergesa-gesa
But I can't help falling in love with you - Tapi aku tak bisa menahan untuk jatuh cinta padamu
Shall I stay, would it be a sin - kalau Aku diam saja, jadinya Aku salah juga......
If I can't help falling in love with you - Jika Aku tak bisa menahan untuk jatuh cinta padamu
But I can't help falling in love with you - Tapi aku tak bisa menahan untuk jatuh cinta padamu
Shall I stay, would it be a sin - kalau Aku diam saja, jadinya Aku salah juga......
If I can't help falling in love with you - Jika Aku tak bisa menahan untuk jatuh cinta padamu
Like a river flows surely to the sea - Seperti sungai mengalir yang selalu menuju lautan
Darling, so it goes - Sayang, biarlah terjadi
Some things are meant to be - Segala sesuatu sebagaimana mestinya
Take my hand, take my whole life too - Pegang tanganku, ambilah seluruh hidupku (wahaa... 4l4y)
For I can't help falling in love with you - Ketika aku tak bisa menahan untuk jatuh cinta padamu
Like a river flows surely to the sea - Seperti sungai yang menuju ke lautan
Darling, so it goes - Sayang, biarlah terjadi
Some things are meant to be - Segala sesuatu sebagaimana mestinya
Take my hand, take my whole life too - Pegang tanganku, ambillah seluruh hidupku (hihihi...ancen 4lay kalimat iki)
For I can't help falling in love with you - Karena Aku tak bisa menahan untuk jatuh cinta padamu
For I can't help falling in love with you - Karena Aku tak bisa menahan untuk jatuh cinta padamu
For I can't help falling in love with you - Karena Aku tak bisa menahan untuk jatuh cinta padamu
For I can't help falling in love with you -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar