Selasa, 05 Agustus 2014

Humaniora: Gonjang-Ganjing Kelompok ISIS


Bulan-bulan ini adalah bulannya pemberitaan ISIS, bersamaan dengan pemberitaan sengketa Pilpres dan gonjang-ganjing di tubuh partai Golkar. Tetapi, kali ini saya akan menulis artikel tentang ISIS saja deh.

ISIS merupakan singkatan dari Islamic State of Iraq and Syria (Negara Islam Iraq dan Suriah) ada juga tadi di berita (Rajawali Televisi) yang menyebutkan ISIS merupakan singkatan dari Islamic State of Iraq and Sham (Negara Islam Iraq dan Syam), namun sepertinya yang benar adalah singkatan yang pertama yakni ISIS adalah Negara Islam Iraq dan Suriah karena pemberitaan di Internet dan di televisi-televisi kelompok ISIS sedang menduduki beberapa daerah-daerah yang merupakan sumber minyak di wilayah Irak dan Suriah.

Dari pemahaman yang saya dapat ISIS adalah kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Abu-Bakar Al-Bagdady yang saat ini sedang menduduki beberapa wilayah di Irak dan Suriah, kelompok ini menginginkan terbentuknya negara islam yang dimulai dari wilayah Irak dan Suriah. Kenapa Saya katakan dimulai? Karena target kelompok ini adalah membentuk sebuah negara Islam dari Jakarta sampai ke daerah Andalusia di wilayah Spanyol. Daerah-daerah yang dimaksud oleh ISIS ini adalah daerah yang kebanyakan penduduknya beragama islam (Indonesia adalah negara dengan mayoritas warganya terdaftar sebagai agama islam) dan daerah-daerah yang pernah menjadi bagian dalam kekuasaan Islam (daerah Andalusia Spanyol dahulu pernah menjadi wilayah kekhalifaan islam pada masa Bani Umayyah).

Kelompok ISIS menginginkan daerah yang membentang di seluruh dunia yang masih terkait dengan islam untuk turut serta membantu perjuangannya. Meskipun kelompok ISIS berada nun jauh di timur tengah tetapi gaungnya terasa berkobar sampai di Indonesia, video-video yang berisi ceramah-ceramah ISIS melewati batas lautan dan daratan menyebar sampai keseluruh dunia. Begitu dahsyatnya video, ceramah, ataupun informasi melalui internet ini yang hil yang mustahal (srimulat detected) dapat dibendung mengakibatkan pemahamannya sampai ke Republik Indonesia yang kita cintai ini.


Kemarin waktu ada unjuk rasa mendukung Palestina di Bundaran HI Jakarta, tampak ada juga yang mengibarkan bendera ISIS. Lalu ada lagi di Solo-Jawa Tengah, tembok-tembok ada yang digambar dengan lambang ISIS, dengan background dibuat hitam dengan ditambahi beberapa tulisan Arab “LAA ILLAHA ILLALAH” (tidak ada tuhan selain Allah) dan bahasa Inggris “Khalifah Is Coming” (Khalifah sudah datang). Lalu sekarang (bulan Agustus 2014) media indonesia digemparkan dengan video seorang pria bernama Abu Muhammad Al-Indonesy yang telah bergabung dan berjihad dengan kelompok ISIS di wilayah timteng. Bagi kebanyakan Jihadis (pejuang jihad) nama yang di share-kan adalah nama palsu atau nama lain, hal ini dimaksudkan agar keluarga sang jihadis lebih aman dari musuh-musuhnya dan untuk menggelapkan background masa lampaunya, sang jihadis akan menggunakan nama baru di medan tempurnya sedangkan Al-indonesy adalah asal tempat dari sang jihadis tersebut yaitu Indonesia.

Sebenarnya perjuangan ISIS sepertinya sudah dari masa lampau, tetapi gaungnya baru terasa sekarang, dunia mulai sadar ISIS sebagai kekuatan yang “kuat” ketika berhasil merebut sebagian wilayah Irak dan Suriah dan sekarang kelompok ini mendapat pemasukan dari hasil tanah yang mereka rebut yakni; minyak mentah, dan bahkan konon pendapatan yang dapat mereka peroleh dari “hasil tanah” mereka adalah sebesar 30 Milyar rupiah/hari. Dari hasil tersebut kemungkinan mereka akan menggunakan dana itu untuk melengkapi peralatan tempur yang mereka miliki dan menyebarkan pemahaman mereka ke seluruh dunia.

Target utama ISIS adalah menyebarkan paham yang mereka perjuangkan ke seluruh dunia, dimulai dari wilayah Irak dan Suriah menjadikan negara tersebut menjadi negara Islam, negara dengan pedoman hukum berbasis Al-quran dan sunah. Ketika gaung ISIS sudah mencapai Republik Indonesia yang kita cintai ini, yang diinginkan oleh mereka adalah tumbuhnya bibit-bibit baru yang serupa dalam pemikiran dan perjuangan untuk membentuk negara Islam di Republik indonesia yang nantinya (jika sukses) akan bergabung dengan negara-negara lain dalam satu pemerintahan kekhalifahan, yang entah nantinya akan berpusat dimana.

Indonesia sebagai wilayah dengan basis masa penganut agama Islam terbesar di dunia tidak mungkin dikesampingkan begitu saja oleh kelompok ISIS ini, Indonesia mempunyai wilayah yang luas, penduduknya sebagian besar terdaftar sebagai pemeluk agama islam, meskipun ada banyak yang menjadi islam KTP yang berarti KTPnya saja yang islam namun orangnya tidak menjalankan perintah-perintah agama islam, tetapi banyak juga yang merupakan penganut agama islam yang taat, adapula yang menjadi penganut agama islam yang “keterlaluan taat”nya yang sampai-sampai menganggap ideologi yang berlaku di Indonesia (Pancasila) dianggap sebagai ideologi yang sesat dan memimpikan menjalankan ideologi sesuai dengan syareat dari Al-Quran. Indonesia pastilah dianggap sebagai daerah yang sangat strategis untuk mengembangkan pemahaman kelompok ini Republik Indonesia adalah negara dengan penganut islam terbanyak namun tidak menjadi negara islam, Republik Indonesia adalah negara berbentuk Republik dengan sistem pemerintahan presidensial dengan ideologi nasional bernama Pancasila dan peraturan hukumnya berdasarkan Undang-Undang Dasar.

Menurut saya pribadi, ideologi pancasila adalah ideologi yang paling cocok dengan kepribadian Indonesia, Sila pertama contohnya “Ketuhanan Yang Maha Esa” kalau kawan-kawan sekalian pernah membaca buku biografi presiden pertama Indonesia Pak Karno (Soekarno) berjudul “Soekarno: Penyambung lidah rakyat Indonesia” betapa perumusan dasar ideologi ini adalah suatu perumusan dengan melihat langsung kepribadian bangsa Indonesia. Pak Karno melihat bahwa Indonesia adalah bangsa yang menghamba kepada Tuhan YME bahkan semenjak keluar dari rahim ibu, bangsa Indonesia adalah bangsa dengan penghambaan kepada Tuhan. Dikasih lihat contohnya oleh beliau di pulau Bali betapa dalam setiap sendi kehidupan orang-orang menghamba kepada Tuhan dengan mengunjungi pura dan membuat hasil-hasil kebudayaan yang terkait dengan agama dan penghambaannya pada Tuhan YME. Selain itu, menurut beliau di daerah Jawa Barat waktu itu (jaman Pak Karno) setiap sore orang-orang pada pergi ke surau untuk belajar mengaji. Inilah sebab yang menjadikan sila Ketuhanan sebagai sila pertama dan utama dari jiwa pancasila, semua sila yang lain (4 sila lain) akan cocok digabungkan dengan sila pertama ini, contohnya adalah sila kelima atau sila terakhir “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” Apakah keadilan sosial yang dimaksudkan? Apakah keadilah sosial tanpa kelas seperti yang diinginkan oleh Mbah Marx (Karl Marx) yang terbukti secara nyata dan menyakinkan gagal untuk tumbuh di bumi Indonesia dikarenakan bertolak belakang dengan kepribadian Indonesia itu sendiri, Bangsa Indonesia menjadi resisten terhadap kaum Marxis dan Komunis karena kaum ini concern terhadap pandangan materialistis penuh yang mengesampingkan semua aspek unreal dan keTuhanan.

Keadilan sosial yang diinginkan bangsa Indonesia adalah keadilan yang sifatnya universal, “elu punya kekayaan bagi-bagi dong dengan mereka yang membutuhkan karena di kekayaan elu ada hak mereka” dan keadilan seperti ini merupakan salah satu pandangan keadilan yang universal menurut semua agama, khususnya di Indonesia. Saya yakin Islam,Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu mempunyai pandangan yang sifatnya universal dan dapat diterima oleh bangsa Indonesia yang sejatinya terdiri dari puluhan atau bahkan ratusan suku yang terbentang dari Sabang sampai Merauke ini.

Jadi kalau Saya boleh kasih komentar, Saya masih sangat yakin dengan keampuhan ideologi Pancasila ini dalam merekatkan kerukunan dan menyatukan bangsa Indonesia, tidak perlu adanya ideologi pengganti seperti penerapan syariah dan mengikuti khilafah di Republik Indonesia, Pancasila masih mumpuni karena sampai saat ini pun hak setiap warga untuk beribadah berdasarkan keyakinannya masing-masing masih dilindungi oleh negara, yang diperlukan adalah konsistensi dalam menjalankan Pancasila sebagai ideologi yang sifatnya umum dan agama sebagai landasan dalam kegiatan sehari-hari, Pancasila tidak pernah melarang bagi setiap warganya untuk menjalankan kehidupannya sesuai dengan agama yang dianutnya, karena hal ini dilindungi, dan sila Ketuhanan menjadi sila yang pertama dan utama dalam Pancasila yang dapat dianggap sebagai ruh pendukung sila-sila selanjutnya.

Akhirnya Saya mendoa semoga Republik Indonesia dengan Pancasilanya dapat bertahan dari gempuran jaman dan semoga paham-paham yang sifatnya (mungkin) dapat merusak keutuhan Republik Indonesia yang Saya cintai ini dapat dipadamkan dan yang penting adalah warga Republik ini dapat pula menjaga kerukunan juga tidak mudah terbawa dengan paham-paham garis keras yang banyak bermunculan dewasa ini. Hubungannnya dengan ISIS? Yah jika memang ISIS berpedoman pada “garis yang benar” dan direstui oleh Allah semoga sukses deh, Saya pribadi sih memang suka ISIS-ISIS (jawa: angin-anginan) di teras sama pakai kaus aja, kadang-kadang sama baca buku dan minum teh. Asyik looh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar