Senin, 11 Agustus 2014

Jalan-Jajan: Balada Mencari Mega Pro Sampai ke Bululawang #bagian 2-habis


Datang di Bululawang masuk dealer Sekawan Motor Bululawang. Lihat-lihat motor NMP-FI baru yang fuel injeksi itu. Yah bagus semua keadaannya. Lihat list harganya, tertulis 21.850.000 on the road. Berarti dibandingkan dengan si megipret punya Saya (NMP tahun 2013) yang masih menggunakan karburator, NMP-FI ini dalam setahun sudah naik sebesar 1.450.000, lumayan nampol yah. Liat harga si verza pun sudah 19.670.000 hampir mendekati angka 20 juta. Padahal waktu si verza dulu baru keluar dan Saya sudah kadung jatuh cinta dengan si megipret, si verza dihargai sekitar 17 juta akhir sampai 18 juta awal. Itupun kalau tidak salah sudah dapat bonus servis dan ganti oli mesin setahun penuh karena dalam masa promosi. Bandingkan dengan megipret yang hanya dapat gratis 3 kali servis dan 2 kali ganti oli. Tapi Aku tetap mencintaimu megipretku.

Urusan bayar-membayar empat ekor motor NMP-FI dilakoni bapak dengan kasir. Sekitar sejam Kami menunggu sementara diluar sayup-sayup terdengar suara adzan dan ceramah di masjid. Hadeeeh, semoga si eneng Fita dan Abah Mansyur kakeknya Fita, paham Saya gak ikut Jumatan gara-gara ngurusin ini. Maaf yaa, sedihh, sedih.

Pulang-pulang dari arah Bululawang ke GOR Ken Arok, Ibuk minta mampir dulu ke warung TengkelSari, Ibuk pingin marung disini karena sering dicritani sama teman-teman reuni nya. Masakannya? Masakan rumahan. Makan-makan dulu gaya prasmanan di warung TengkelSari ini. Saya main aman saja ambil cap-jay untuk sayur dan daging untuk lauknya. Ibuk yang memang pingin karena diceritani teman-temannya ambil kotokan (sayur kuning tapi pedas) ikan mujair, Bapak sama, dan Si Arip main aman juga ambil sayur bayam dengan ayam goreng. Kenapa Saya main aman? Soalnya perut Saya paling gak kuat dengan masakan-masakan pedas, beda dengan si eneng Fita yang bisa makan masakan pedas. Pernah terjadi tragedi (hahaha) ditraktir si eneng buka puasa makan bebek penyet sambel ijo di daerah Sawojajar, akhirnya demam di rumah dan sakit perut. Bukan salah bebeknya tetapi karena perut Saya sendiri yang tidak tahan menerima makanan pedas, apalagi setelah perut kosong akibat puasa seharian.


Sebelum pulang mbungkus dulu makanan sama beli onde-onde yang merupakan trademark warung ini. Total semuanya habiskan 260 ribu rupiah, yah memang lumayan mahal tapi yang mbayar kan Bapak jadinya horee-horee! Setelah itu perjalanan dilanjutkan sampai ke Singosari but nothing special happens to storied.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar